ORANGTUA

ORANGTUA : Sebelumnya, agar menjadi pengetahuan kita bersama, bahwa yang dimaksud "orangtua" disini adalah ibu dan bapak. Sehingga mengikuti kaidah penulisan yang benar, kata "orang" dan kata "tua" ditulis dalam "satu suku kata". Bukan ditulis "orang tua" dalam "dua suku kata", atau yang mengandung arti "orang yang sudah lama hidup", "lanjut usia", atau "tidak muda lagi". Disini, bukan itu yang dimaksud.

Karena "orangtua" yang dimaksud adalah --ibu-- dan --bapak--, maka sudah pasti penyebutan "orangtu" (dalam berumahtangga) akan menjadi berarti dengan adanya "anak". Kerena itu, tidaklah heran jika setiap orang yang telah menikah selalu mendambakan memiliki anak. Kalaulah ada orang yang belum menikah, akan tetapi mendambakan anak, maka terhadap orang tersebut jangan dipertanyakan tentang status "orangtua"nya, tetapi yang mungkin harus ditanyakan adalah tentang "kapan nikahnya".

Bila merunut tentang "orangtua", maka akan didapati bahwa "orangtua" adalah anak dari yang disebut "kakek" dan "nenek". Pun demikian, bahwa "kakek" dan "nenek" adalah anak dari yang disebut "buyut". Begitu seterusnya, hingga akhir dari runut-an itu bertumpu pada pernyataan bahwa hanya ada satu "ibu" dan "bapak" dari semua "orangtua" di dunia, yaitu "Adam" dan "Hawa".

Bagi beberapa "orangtua", keberadaan anak merupakan "aset" yang sangat penting. Selain karena alasan bahwa anak akan menjadi penerus keluarga, dalam agama Islam adanya anak juga dapat menjadi penyebab "orangtua" dapat masuk surga di akhirat kelak. Sebaliknya, "orangtua" juga dapat menjadi "aset" bagi anak, oleh karena dengan berbakti kepada "orangtua" menyebabkan anak juga masuk surga.

Atas dasar "aset" itulah, setiap anak mestinya berbakti kepada "orangtua"nya. Adanya anak yang tidak bersikap demikian, sudah pasti ia akan menuai penyesalan nantinya.
Mungkin itulah yang mendasari, ketika ada anak yang membuat kekesalan, para "orangtua" di daerah saya sering berucap :"Bam mu rasa ti nar, amun lo' anakmu". Silahkan diartikan masing-masing. Itu saja.
.
.
---Aseeek.

 ®RumahSulaiman.


Share:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkomentar dengan baik.

Isu Hangat

LALU SULAIMAN

Dan seandainya saya menjadi GUBERNUR, maka saya akan "Membesarkan yang kecil dan menguatkan yang lemah". Itu saja sihh.----»S e l e n g k a p n y a
Artikel Terkait
» Artikel 1
» Artikel 2
» Artikel 3