OTAK-OTAK. Saya tidak tahu, sebesar apa keresahan yang akan dirasakan oleh anak-anak setelah tahu bahwa mereka menjadi sasaran penculikan seperti viral di-isu-kan. Tapi, tak bisa dipungkiri bahwa tetap saja dunia anak-anak penuh dengan keunikan dan istilah-istilah tersendiri. Barulah yang ini saya tahu.Hehe.
Sebut saja "Memed" contohnya, atau yang dalam dunianya (dunia anak-anak), dia menamai dirinya "Memed Genji". Memed merupakan salah satu anak yang mengetahui tentang isu penculikan terhadap anak.
Terlepas dari benar atau tidaknya isu penculikan, "Memed" dalam perjalanan pulang sekolah --sambil mengayuh sepeda,-- dia mengaku tahu dan resah atas isu tersebut. Saya, yang waktu itu sambil mengendarai motor beriringan dengannya, hanya mendengarkan.
Uniknya, dari perbincangan saya dengan "Memed", dia tidak menyebut penculikan atau pelakunya dengan sebutan "penculik". Tidak juga menyebutnya dengan sebutan --"Tau Gamang"-- seperti umunya dalam dialek Taliwang, yang pada jaman saya, sebutan itu tenar ketika ada isu pengambil kepala anak untuk dijadikan tumbal jembatan. Berawal dari sini, barulah saya tahu, jika anak-anak (khususnya "Memed"), dalam dunianya menyebut penculikan dengan sebutan otak-otak.
Kali ini Memed tidak mau di foto, dengan alasan takut fotonya diculik di dunia maya. Dan akhirnya, perbincangan saya dengan "Memed" harus berakhir dengan satu pertanyaan yang butuh jawaban, "Benarkah setelah isu penculikan anak akan ada isu penculikan cowok ganteng ?". Ya sudahlah, benar atau tidaknya, anak-anak harus tetap dalam pengawasan orang tua, barangkali tanpa terkecuali anak kos. Itu saja.
.
.
---Aseeek. ®RumahSulaiman.